Sabtu, 22 November 2008

Ballad of Salahuddin and Richard Leonhart

Mendadak ane jadi tertarik untuk ngebahas yang satu ini. Kisahnya waktu Perang Salib ke-III antara Crusader (Kerajaan Jerusalem, Kerajaan Inggris, Kerajaan Prancis, Kekaisaran Roma) melawan Dinasti Ayyubid bersama sekutu-sekutunya (Mujahidin dari daerah lain, Dinasti Zengid, dan Kekaisaran Seljuk), serta negara-negara Kristen Ortodoks Timur (Kekaisaran Byzantine).

Pada tahun 1187, Jerusalem jatuh ke tangan Dinasti Ayyubid yang menandakan kontrol Muslim atas kota suci itu. Saat itulah Eropa Barat merencanakan sesuatu yang baru untuk merebut kembali Jerusalem dari kekuasaan Ayyubid. Paus Gregory VIII pada saat itu menyatakan bahwa "Kejatuhan Jerusalem merupakan akibat dari dosa penganut kristen di Eropa" (mungkin atas Perang Salib ke-I). Saat itulah Inggris dan Prancis dibawah Richard I, anak dari Henry II dan Phillip II mulai mengerahkan pasukannya menuju Jerusalem, yang selanjutnya akan diperkuat oleh Kekaisaran Roma dibawah Barbarossa (Swabia, Austria dan Monferrat).

Sementara itu, Kekaisaran Byzantine diam-diam telah bersekutu dengan Dinasti Ayyubid, dipercaya bahwa persekutuan ini adalah upaya Isaac II untuk mempertahankan kekaisarannya. Kebetulan, pada 10 Juni 1190, Frederick yang telah merebut ibukota Sultanate Ruum jatuh dari kudanya pada saat menyebrangi Sungai Saleph dan tenggelam, kebanyakan dari pasukannya kembali pulang ke Jerman karena insiden ini.

Dipihak lain, Richard dan Phillip yang berangkat dari Sicily, membawa 100 kapal dan 8000 orang dihajar oleh badai yang sangat berat.

Peperangan dimulai ketika Konrad Montferrat dengan sukses menahan serangan Salahuddin pada akhir 1187. Kejadian ini berakhir dengan suatu perjanjian dimana Salahuddin harus melepaskan Raja Guy dari Jerusalem. yang ditangkap di Hattin.

Peperangan ini dibagi menjadi tiga tahap, yaitu Acre, Asruf, dan Jaffa, ketiga peperangan ini dimenangkan oleh pihak aliansi Kristen. Richard I mendirikan basis perlawanannya di Jaffa, dan di lain pihak, terus berunding dengan Salahuddin. Salahuddin mengirim Al-Adil, saudaranya, untuk berunding dengan Richard. Namun negoisasi gagal dan pada tahun 1192, pasukan Salahuddin kembali menyerang Jaffa.

Namun kontrol Salahuddin atas Jaffa tidak berlangsung lama, karena Salahuddin kehilangan kendali pasukannya. Dipercaya bahwa pasukan muslim masih marah dan melampiaskan dendam mereka atas pembantaian umat islam oleh para pasukan salib di Acre. Salahuddin sendiri yang memperingatkan para pasukan salib untuk lari dan melindungi diri sampai ia dapat menahan amukan pasukannya. Pada akhirnya, Jaffa sendiri jatuh kembali ke tangan Richard I, yang bermodalkan hanya puluhan orang.

Lama kelamaan Richard sadar bahwa walau pun ia dapat menguasai Jerusalem. Ia tidak akan dapat mempertahankannya karena masih banyak pasukan Muslim yang ada di seantero Arab. Oleh karena itu Richard dan Salahuddin Perjanjian Ramla, dimana isinya adalah Jerusalem tetap dibawah kendali Muslim, namun pengunjung Kristen yang tidak bersenjata harus diizinkan masuk.

Salahuddin dan Richard mengenal satu sama lain sebagai kawan sekaligus lawan. Salahuddin pernah mengirim dokter pribadinya saat Richard sakit, membawakannya minuman dan buah segaryang telah didinginkan oleh salju. Ketika Richard kehilangan kudanya, Salahuddin mengirim dua kuda sebagai gantinya. Richard dilain pihak menawarkan Joan, adiknya dinikahkan dengan Al-Adil, walau Salahuddin menolak karena mas kawin yang diminta adalah Jerusalem itu sendiri. Setelah perjanjian itu mereka dikabarkan sering bertukar hadiah walau tidak lagi bertemu satu sama lain.

Perang Salib ke-III diakhiri dengan mundurnya Richard I ke Inggris dan Salahuddin kembali ke Jerusalem.

Pada tahun 1192, Richard ditahan oleh Raja Leopold yang menuduhnya sebagai pembunuh dari Konrad Montferrat di Tyre. Saat ia kembali ke Inggris, John, adiknya, hampir saja telah mengambil alih tahta. Beberapa teori mengatakan bahwa lambang Portsmouth, kota yang didirikan Richard, merupakan simbol penghormatannya pada Salahuddin. (Lihat lambang Portsmouth di Wikipedia, dimana ada tameng dan dua bendera bergambarkan bulan dan bintang yang dikenal sebagai bendera umum umat muslim pada saat itu)

Salahuddin meninggal pada tahun 1193, pada kematiannya ia hanya mewariskan 1 keping emas dan 47 keping perak. Sisa hartanya telah ia keluarkan sebagai shadaqah. Kaisar Jerman Wilhelm II menyumbangkan peti mati dari marmer yang dikabarkan sangat indah, walau Salahuddin tidak pernah ditempatkan ke peti mati itu. Di kuburan Salahuddin sekarang, ada dua peti mati, satu peti mati dari kayu tempat ia disemayamkan, dan satu peti mati kosong yang dihadiahkan Kaisar Jerman. Peti mati marmer itu disimpan disebelah peti mati Salahuddin sebagai tanda hormat, dan dibiarkan kosong untuk menghormati jasad Salahuddin yang tidak etis jika dipindahkan begitu saja.

Kedamaian di Jerusalem berlangsung selama enam tahun, sampai akhirnya Eropa kembali mengirim pasukannya dan Perang Salib ke-IV dimulai.....................................

Tidak ada komentar: